Senin, 20 Mei 2013

Liciknya Kesombongan Didalam Keegoisan (Sinetron banget judulnya..)

Hereuh, agak pusing gue malem begini harus ngupdate blog, tapi dimana lagi tempat curhat gue selain disini? Jam segini mana ada yang mau dengerin gue cuap-cuap kecuali blog gue yang senantiasa aktif kalo ada paket internet.. Jomblo sih..

Sesuai judul yang kesannya agak mirip bahasa infotainment, kali ini gue gak mau ngocol dulu, gue lagi enek sama orang sombong yang gak berprikemanusiaan terhadap sesama spesies mamalia. Gue lagi muak sama orang songong, licik, sok jago dan sok begajulan (Tunggu, itu bahasa apa?). 

Orang licik dan sombong gak ubahnya kayak uban, nyempil diantara 1000 rambut yang hitam, putih diantara lebatnya kegelapan, tapi makin lama makin menyebar dan makin banyak. Sombong itu nular ke siapa aja yang imannya tipis. Orang sombong itu kelewat bego dan gak bersyukur sama apa yang dikasih oleh Tuhan melalui perantara orang lain, gue serius. Masih banyak orang sombong diantara orang-orang jujur dan mulia di dunia ini, jangan di dunia deh, di Indonesia contohnya. Sebenernya, gue bisa jadi orang sombong, tapi gue males nyombongin diri gue karena masih banyak orang yang lebih sombong dari gue. 

Kesombongan otomatis mengandung kelicikan. Orang sombong otomatis licik tapi orang licik belum tentu bisa sombong. Kesombongan itu bisa berawal dari keikhlasan yang terlalu diumbar-umbar, padahal kan tolak ukur kebaikan seseorang gak boleh diitung-itung dan ditaksir sebagaimana uang yang berbicara? Gak etis namanya kalau sampai kebaikan yang kita kasih buat orang lain nyatanya cuma sebagai topeng buat nutupin kelicikan yang ada sampai kemudian ngambil untung. Yah, namanya juga setan, bisikannya gak bisa ditolak hati manusia yang udah ketutup sama duniawi. 

Ciri utama orang licik biasanya banyak bohong, iya.. Kenapa? Karena kebohongan jadi senjata andalan untuk ngelancarin kelicikannya buat narik simpati banyak orang. Kadang gue heran, apa gak capek jadi orang licik yang sombong? Apa yang patut dibanggakan dari hasil sebuah kebohongan yang nutupin kejelekan diri dan mulai narik simpati banyak orang? Apa gak malu kalau lama-lama dicap sebagai orang munafik? Gak baik loh, masih punya agama kenapa gak dipake dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari? Lalu buat apa kolom agama yang ada di KTP? Hiasan? Miris deh..

Gue gak mau bawa-bawa agama, takutnya disangka Sara, soalnya gue sadar gue tidak semulia Nabi Muhammad SAW.

Gue kadang suka kesel, mau ngelawan orang yang bermuka dua itu selalu salah, ibaratnya main catur, gue coba skak lawan, tapi gue malah diskak balik. Artinya, gue selalu kalah didalam pembicaraan, kalo anak sekarang sih nyebutnya adu mulut (Ini bukan ciuman atau sejenisnya ya..). Adu argumen sama orang licik yang mempunyai sifat sombong jadi bikin keteteran sendiri ngadepinnya. Orang semacam itu sangat gampang sekali memutar balikan fakta dengan 1001 alasan yang udah gue bilang, bisa narik simpati banyak orang. Ya, itulah orang licik yang kemudian merambat menjadi 1 level diatas licik yaitu orang pura-pura baik, kemudian hingga akhirnya dia akan duduk di singgasana kesombongan dikelilingi setan dan pintu hatinya tertutup oleh kerasnya aura batin yang udah terlanjur diselimutin pikiran kotor, oke gue lebay..

Gue punya satu pertanyaan..

Apa nikmatnya jadi orang sombong, licik, egois?

Tanpa sadar emang banyak enaknya kok, jadi orang sombong itu enak, bisa pamerin apa yang dia punya, apa yang dia inginkan, apa yang dia mau sampai kemudian pinter ngumbar kebaikan. Gimana dengan licik? Orang licik juga enak kok, dengan strategi kotornya dia bisa menarik perhatian orang banyak kemudian balik menyerang dengan senjata yang lebih besar, dan dasar dari semua itu apa? Ego yang tinggi bos..

Haha, emang enak ya jado orang sombong.. Enak dong..

Tapi gue ogah ah, kasian orang lain yang jadi korban dibegoin mulu. Toh masih ada Tuhan yang selalu melihat apa yang kita kerjakan. Toh ada malaikat yang mencatat apa yang kita lakukan. Toh akibat yang ditimbulkan juga banyak dan bukan cuma di dunia doang kok. Gak perlu bilang ikhlas kalau emang perhitungan, betul? Hahahay.. Miris ya? 

Semoga semua pembaca terhindar dari sifat kayak gini yang udah menjamur di kalangan remaja, ibu-ibu hamil, kader partai dan para pekerja kantoran. Semoga.. Aammmiinn..

Last, Quote dari gue :  ikhlas kok diumbar? harta gak dibawa mati bung, MALU! .. mhihihihi #nyinyir


Ingat pesan Spongebob!
Sumber Gambar



Tidak ada komentar:

Posting Komentar